‘MALANG-NYA MALANG INI’
Malang, 14 Januari 2015 – Pada kenyataannya, di tahun 2015 ini wilayah persawahan di Kota Malang semakin jarang terlihat. Khususnya Wilayah Kecamatan Sukun.
Menurut Lilik Sukismowati, S.P selaku Menteri Pertanian dan Koordinasi Wilayah Sukun mengatakan, bahwa perkembangan sawah di Daerah Sukun sama sekali tidak mengalami perkembangan. “Kalau ditanya berkembang atau tidak, saya jawab sama sekali tidak. Mengapa bisa demikian, karena adanya pertumbuhan penduduk dan adanya pembangunan perumahan serta pertokoan.” tegasnya.
Sebagai Menteri Pertanian, beliau tidak bisa melakukan banyak hal melihat lahan sawah dikikis habis. Selain tanah tersebut milik pribadi dan menjadi hak pribadi, lagi-lagi masalah uang yang menjadi alasan utama.Terlebih, kesadaran diri dari pemilik lahan sawah untuk meningkatkan sadar lingkungan atau Go Green masih sangat rendah.
“Saya sangat tidak setuju dengan tergesernya lahan sawah dengan pembangunan dalam bentuk apapun. Karena tujuan Menteri Pertanian, menurut peraturan Presiden Joko Widodo; tujuan utamanya adalah memperdaya atau meningkatkan swasembada beras. Sebenarnya swasembada ini masih bisa dilakukan, asal tidak terjadi transaksi jualbeli lahan,” ujar Mantri Pertanian, Lilik Sukismowati, S.P.
Sebagai masyarakat, Kusumarina turut prihatin melihat hal ini. “Saya sebagai masyarakat biasa ikut sedih. Kasihan para petani yang menggantungkan hidup dari sawah dan menanam padi disana. Lagipula mau sampai kapan Indonesia impor beras dari luar negeri?” jelasnya.
Edi Basuki selaku petani, juga merasakan hal yang sama. “Sawah yang dijadikan perumahan atau pertokoan akan membuat masyarakat mengeluh, karena suasana atau cuacanya semakin panas. Para petani seperti saya, juga mengeluh. Kami mengeluhkan mata pencaharian kami diambil, kami bingung mau mencari nafkah darimana. Kalaupun harus mencari pekerjaan lain, saya sebagai lulusan SD bisa apa? Saya berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan rakyat kecil seperti kami. Sediakan lapangan pekerjaan yang cocok dengan kemampuan kami”
Kita sebagai masyarakat, hendaklah sadar dan peduli lingkungan. Mulailah mencintai tanaman sejak dini, dan tumbuhkan dalam hati perasaan peduli dan cinta terhadap lingkungan. Niscaya, kehidupan antara manusia dan tumbuhan akan seimbang.
GABRIELLE EDREA (M.KOM1)/514022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar